Thursday, March 29, 2007

UPGRADE






Mohon maaf, karena proses upgrade yang baru saja dijalani blog ini, maka komentar-komentar yang lama jadi hilang. Tapi Anda bebas mengomentari ulang bagian manapun dari blog ini dengan commentary system yang baru.

Tuesday, March 27, 2007

Balada Riska, Penjaja Koran Jalanan





Tulisan Bang Daniel Siburian







Riska Amelia. Itu nama yang disematkan ayah bunda kepadanya. Dihimpit kemiskinan ia dengan sukarela melakoni hidup menjadi penjaja koran di jalanan ketika menginjak usia kelas 2 SD. Maklum, ibunya hanya seorang penyapu jalan di Jalan Hayam Wuruk Jakarta. Ayahnya entah di mana berada. Riska telah melakoni pekerjaan selama tiga tahun. Kini ia telah menginjak usia 10 tahun dan duduk di kelas 5 SD Negeri 05 Kenari, Jakarta Pusat. Dari jerih payahnya menjajakan Koran di tengah hiruk pikuk dan polusi jalanan, setiap hari ia bisa membawa pulang sekitar lima puluh ribu ke rumah.

Tidak seperti anak penjaja koran pada umumnya, kehidupan jalanan tidak membuat Riska lalai atas tugas utamanya sebagai seorang siswa. Di sela-sela waktu tersisa, ia masih menyempatkan diri untuk belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah yang dibebankan sekolahnya. Menurut pengakuan ibunya, Riska menduduki rangking tiga besar di sekolah!

Riska tidak pernah mengeluh atas nasib yang menderanya. Ia melakoni pekerjaan yang seharusnya belum waktunya dia kerjakan dengan sepenuh hati. Ia tetap memakai seragam sekolahnya ketika menjajakan koran. Karena, baginya, kalau harus berganti pakaian, malah kian memberatkan beban yang harus dia pikul di tasnya. Maklum, rumahnya jauh nun di Citayam, Depok, sementara ia berjualan di sepanjang Tugu Tani, Jakarta Pusat.

Riska tak menduga sebelumnya, pemikiran sederhananya ini akan berakibat fatal. Ia ditegur keras oleh kepala sekolahnya dan diminta untuk pindah sekolah. Gadis polos itu dianggap telah mencermarkan nama baik sekolah, telah membuat Sang Kepala Sekolah, Sri Mintaningsih, malu bukan kepalang. Bu Kepala Sekolah tidak bisa terima sama sekali ada anak didiknya yang ketahuan khalayak ramai menjadi penjaja koran jalanan. Ya, salah satu koran ibu kota telah memuat foto Riska sedang berjualan koran di Tugu Tani.

Dunia Riska runtuh seketika. Tidak ada lagi keceriaan di matanya. Riska kini menjadi pendiam. Ia tidak mau lagi pergi ke sekolah. Bahkan untuk keluar rumah pun tidak mau.

Sungguh saya tidak bisa menahan geram ketika membaca nasib sial yang menimpa gadis kecil penjaja koran ini. Sekolah yang seharusnya mendidik anak didiknya dengan baik dan benar malah melakukan tindak kekerasan psikologis! Lebih menyebalkan lagi, sang guru membela diri bahwa ia sama sekali tidak memarahi Riska. „Saya sampaikan itu (penegasan tata tertib sekolah, termasuk pemakaian seragam sekolah - pen.) baik-baik, tidak dengan marah-marah,“ ujarnya membela diri.

Akal sehat saya tentu saja langsung menyanggah pembelaan diri tersebut. Mana mungkin Riska akan langsung berubah seratus delapan puluh derajat kalau ibu gurunya ng
omong baik-baik? Secara a priori saya lebih mengamini kesaksian ibu kandung Riska.

Memang, kalau kita tilik dari kacamata hukum, keputusan Rosnida, ibu Riska, untuk membiarkan (menyuruh?) dia berjualan koran bisa disebut sebagai kegiatan eksploitasi anak, mempekerjakan anak di bawah umur. Tapi, persoalan tidaklah sesederhana itu. Rizka dan rizka-rizka yang lain lebih membutuhkan empati daripada sikap pahlawan kesiangan. Tidak ada seorang anak pun yang terlahir ke dunia ingin menghabiskan masa kecilnya di jalanan, berteriak menjajakan koran, berharap ada orang yang membeli dagangannya; menghirup polusi udara; rentan terhadap tindak kekerasan seksual!

Seharusnya, ketika foto Riska tertampang di koran, akan lebih arif-bijaksana bila pihak sekolah mencarikan Riska beasiswa pendidikan. Terlebih Riska termasuk anak pintar, bisa menduduki rangking tiga, memiliki kemauan keras untuk bersekolah.

Tugas sekolah adalah memberi harapan hidup yang lebih baik buat anak didiknya, bukannya memadamkan asa mereka!***

Wednesday, March 21, 2007

APRIL MOP





Tulisan Mang Ucup di Milis Mediacare









Perkataan "April Mop" yang kita kenal sekarang ini, diserap dari bahasa
Belanda. Sedangkan dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan sebutan „April
Fool’s Day“. Sedangkan di Perancis lebih dikenal dengan sebutan „Poisson
d’Avril“ = Ikan April, oleh sebab itulah anak-anak sering saling mengganggu
dengan menggunting gambar ikan dan di tempelkan di punggung lawannya.

Kebalikannya di Spanyol mereka merayakan April Mop itu pada tanggal 28
Desember yang disebut „Dia de los Santos Inocentes“ = Hari anak tak
bersalah, oleh sebab itulah juga ketika pemerintah Spanyol mengeluarkan
undang-undang baru yang seyogiyanya pada tanggal 28. Desember 1978 diundur
sehari agar tidak dijadikan bahan tertawaan ataupun dianggap sebagai
lelucon.

April Mop itu adalah hari Dusta, dimana orang dihalalkan untuk berdusta
ataupun menyebar luaskan kabar dusta (hoax) sekedar untuk lelucon. Maka dari
itu juga para agamaist di Eropa menilai asal muasal dari April Mop itu,
karena 1 April itu sebenarnya adalah hari lahir dan juga hari kematiannya
dari Yudas sang penghianat Yesus. Yudas diidentiskan sebagai iblis sang raja
bohong !

Tidak bisa dipastikan mana yang benar asal muasal dari April Mop itu, tetapi
yang masuk diakal dan juga banyak diterima oleh kebanyakan orang asal muasal
dari April Mop itu, karena adanya perubahan penanggalan.

Penanggalan Rumawi hanya terdiri dari sepuluh bulan, maka dari itu dahulu
mereka merayakan hari Tahun Baru nya pada tanggal 1 April. Kata April di
diserap dari bahasa Belanda yang berasal bahasa Latin “aprire” berarti
“membuka”. Membuka Tahun Baru ! Maka dari itu juga rakyat Romawi kuno
merayakan pesta ini seperti layaknya pesta Karnaval yang disebut Quirinalia
pada tanggal 1 April.

Pada th 1564 Raja Perancis Karel IX mengadakan perubahan – reform
penanggalan, dari tanggal Rumawi menjadi tanggal Anno Domini seperti yang
kita pakai sekarang ini. Oleh sebab itu mereka tidak merayakan tahun baru
pada tanggal 1 April lagi, melainkan pada tanggal 1 Januari.

Pada saat tesebut belum ada TV/Radio maupun koran, sehingga penyebaran
informasi pun sangat lambat sekali. Hal inilah yang menyebabkan banyak
rakyatnya jadi telmi (telat mikir), sehingga mereka tetap merayakan hari
tahun barunya pada tanggal 1 April. Mereka yang telmi inilah yang akhirnya
menjadi buah tertawaan para penduduk seluruh Perancis pada masa itu. Mulai
dari situlah timbul istilah maupun kebiasaan April Mop yang selalu dilakukan
pada tanggal 1 April. Kata Mop itu sendiri diserap dari bahasa Belanda =
dongeng !

Ini hanya salah satu versi dari sekian banyak versi-versi lainnya, walaupun
demikian berdasarkan peninggalan sejarah telah terbuktikan bahwa April Mop
itu sudah dikenal jauh sebelumnya; di Perancis pada tahun 1508 dan di
Belanda 1539.

April Mop bukan hanya disebar luaskan dan dibuat oleh perorangan saja bahkan
kantor-kantor media eletronik maupun cetak; turut aktiv menciptakan Hoax –
April Mop tersebut.

Di tahun 1957, TV BBC dalam programnya Panorama mentayakang berita, bahwa di
Swis orang sudah bisa panen memetik mie Spageti dari pohon, sehingga BBC
kebanjiran pertanyaan bagaimana caranya agar bisa menanam pohon Spageti.

Di Australia siaran TV Seven Network memberitakan, bahwa para pemisra TV
sekarang ini bukan hanya sekedar bisa melihat tayangan gambar bunga saja di
layar kacanya, melainkan juga sudah dapat mencium harumnya bunga tersebut.
Teknik canggih terbarunya ini disebut „Smell-o-Vision. Akibatnya jutaan
pemisra menempelkan hidungnya ke layar kaca mereka dengan harapan bisa
mencium gambar bunga yang ditayangkan.“

Di Koran „Bergens Titende“- Norwegia diberitakan, bahwa kantor bea cukai
setempat telah menyita barang selundupan; berupa jutaan liter minum keras
(miras). Kalau ini dibuang begitu saja tentu sangat disayangkan, maka dari
itu miras ini akan dibagikan kepada semua rakyatnya. Bagi mereka yang ingin
mendapatkan miras secara gratisan; silahkan bawa botol kosong ke kantor bea
cukai. Akibatnya ribuan orang ngantri di depan kantor bea cukai setempat
dengan botol kosong.

Di Jerman kantor Telkom setempat pernah dibuat pusing, karena diberitakan
bahwa terorist telah mampu memasukan bom peledak secara digital. Virus Bom
Peledak itu masuk ke dalam pesawat telpon, setelah anda menelpon keluar
kota. Berdasarkan ultimatum dari sang terorist, pada pkl 18.00 sore waktu
setempat bom akan meledak. Cara satu-satunya untuk memunahkan atau
melumpuhkan ledakan bom tersebut ialah dengan memasukan telpon anda ke dalam
ember penuh dengan air. Akibatnya ribuan telpon setempat jadi rusak, karena
terendam air dalam ember.

Mang Ucup
Email: mang.ucup@gmail.com
IBX5899AACD4E772