Monday, October 31, 2005
Kartu Lebaran
dari Glenn Marsalim
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI. SEMOGA KEMBALI KEPADA FITRAH. MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN.
Friday, October 21, 2005
Sejarah
Banyak hal yang tidak sengaja bisa kita temukan sepanjang jalan. Salah satunya terjadi ketika gw sedang menemani teman-teman Creative SemutApi Colony berbuka puasa di warung Soto Betawi Mayestik.
Awalnya perbincangan menyangkut masalah syariat agama. Lalu, meningkat pada bagaimana awalnya hal-hal syariat itu masuk dan berlaku di Indonesia. Lama kelamaan perbincangan malah berlanjut pada hal-hal berbau sejarah. Lalu kami mulai memperbincangkan berbagai fakta dan pemaknaan atas yang dinamakan fakta sejarah. Obrolan di warung soto itu meluas ke berbagai fakta seputar pertikaian Jawa-Sunda yang seperti masih berbekas sampai saat ini. Sejarah Jawa mulai zaman Ken Arok, Majapahit, kedatangan Portugis, sampai kisah Mangir. Lalu cerita "penculikan" Bung Karno dan Bung Hatta, plus Bu Fat dan Mas Guntur ke Rengasdengklok yang sebenarnya dituturkan di buku sejarah dengan kurang tepat. Obrolan itu jadi sangat bersemangat, karena semua orang ternyata memiliki cerita menarik, pemikiran segar dan ide-ide tentang sejarah.
Gw baru sadar, ternyata gw selalu menikmati perbincangan tentang sejarah. Sejak nyokap suka membacakan cerita-cerita sejarah yang ada di buku kelas 3 SD. Waktu SD itu, gw rasa nggak ada orang yang bisa mengajar soal sejarah sefasih nyokap. Belakangan gw tahu, karena nyokap ternyata suka juga subyek ini. Lalu ketertarikan berlanjut ketika Bu Dewi Anggraeni yang cantik jelita, guru di SMU gw dulu mengajarkan sejarah.
Perkembangan paling luar biasa tentu saja terjadi waktu gw se-kos dengan Bang Anto sekitar tahun 1994-1995 di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat (sumpah, tempat ini dulu rasanya jauuuhhhh banget dan begitu terpencil!). Bang Anto ini sekarang jadi dosen di Fakultas Sejarah SASTRA UNPAD. Dulu, di malam-malam yang sunyi, selain mendengar suara jangkrik atau menangkap kunang-kunang di sawah Ciseke, gw bersama teman-teman kos (Erwin, Iskandar dan Ananto alias Narto) sering berdiskusi tentang sejarah. Atau tepatnya mendengar cerita Bang Anto tentang sejarah. Bang Anto memang jago bercerita. Gw rasa sekarang dia jadi dosen yang hebat. Kami selalu tersirap mendengar kisah-kisah maupun analisisnya terhadap sejarah.
Sebagai remaja yang masih cupu-cupu, kadangkala kami bisa cukup terguncang dengan analisisnya terhadap Sejarah Indonesia. Kami berbincang tentang banyak hal. Tak jarang pengetahuan yang dibagi oleh Bang Anto membuat kami merasa berada di sebuah perahu yang tengah berubah haluan.
Dalam periode ini pula, gw mulai banyak membaca karya-karya Pramoedya Ananta Toer. Mulai dari tetralogi Bumi Manusia, Gadis Pantai dan tetralogi(trilogi) Arus Balik. Lewat buku-bukunya Pram melakukan banyak reinterpretasi terhadap sejarah. Metode-metode yang digunakannya, plus ajaran dari Bang Anto sedikit banyak membangun kritisisme gw ketika itu. Mengantar transisi dari seorang remaja menjadi... ehm, whatever.
Diskusi-diskusi ini banyak menetap dalam benak gw. Membuat gw pada titik tertentu, mengambil suatu keputusan. Seperti misalnya, memilih aktif di kegiatan politik ketika masih kuliah. Atau hal sepele, misalnya pemilihan nickname sukmolelono buat e-mail gw, gw lakukan karena cerita Mas Anto tentang kisah hidup Ronggowarsito. Sukmolelono adalah salah satu karya Ronggowarsito yang tidak terlalu populer. Entah kenapa gw jadi merasa ada bagian dari diri sang pujangga lawas itu yang tersisa di diri gw. Entah kenapa juga, istilah itu begitu nyangkut di kepala gw. Maka gw pun mengidentifikasikan diri dengan salah satu karya Ronggowarsito, ya Sukmolelono itu... Sekedar info, e-mail Yahoo! yg gw pake memang sekarang sudah berusia 10 tahun.
Ngobrolin sejarah memang menarik. Sejarah sendiri diambil dari Bahasa Arab, Sajarotun. Kalau tidak salah artinya akar. Sementara di dalam Bahasa Inggris disebut History yang diserap dari Bahasa Yunani histor atau istor yang artinya knowing, learned. Jadi nggak bener tuh versinya Michael Jackson yang bilang History itu asal katanya adalah His Story. Itu sih emang dia aja yang mau jualan album.
Well, back to the topic. Hubungan selanjutnya dengan sejarah banyak terjadi ketika gw sedang aktif mengulas pemikiran Mohammad Khatami dari Iran. Dalam wacana Dialogue Among Civilizations yang diluncurkannya sebagai counter atas teori Clash of Civilizations (Samuel P. Huntington), Khatami banyak menitikberatkan pada pengkajian sejarah. Khatami di Majelis Umum PBB menyebutkan, "History is the reflection of the light of Being upon various facets and dimensions of human existence. Thus, it is a unique and universal entity, albeit diverse in nature. Whenever, this unique entity takes on a new guise, a new era is ushered. Our assessment of history indeed emanates from our perception of humanity - its pivot and pillar..."
Dia pun menjabarkan,"The history of humankind is the history of liberty. Only that interpretation which describes history as the arena for manifestation of liberty can provide an opening of the past for the benefit of mankind." Bagi Khatami, penggalian sejarah tiap-tiap peradaban atas kebebasan ini, pada gilirannya akan mengantarkan realisasi universal justice and liberty.
Khatami tak ketinggalan menguji teorinya dengan membaca sejarah. Mulai dari sejarah Amerika, Iran, sampai PBB. Lalu dengan cerdas dia sampai pada kesimpulan yang mengajak dunia untuk berjalin tangan dalam membangun solidarity against genocide, aggression and the humiliation of mankind in various corners of the world. Let us prevent the continuation of shameful tragedies which have tarnished the face of this century in Palestine, Afghanistan, Kosovo and in many other parts of Africa, Asia and Latin America.
Sayang sekali, kendati PBB sudah menetapkan tahun 2001 sebagai Year of Dialogue Among Civilizations, namun cita-cita Khatami itu nampaknya tak terealisasi utuh hingga akhirnya dia lengser dari kepresidenan Iran. Gw mungkin bukan orang yang punya kapasitas cukup untuk menilai sebuah wacana. Tapi bagi gw, wacana yang ditawarkan oleh Khatami sangat kental paradigma normatifnya. Akhirnya dia bisa bergulir di ruang-ruang diskusi, di antara orang-orang yang mau membicarakannya. Namun alirannya tidak menetes kepada ribuan tentara Amrik yang harus menumbangkan Saddam Hussein di Baghdad. Bahkan agaknya George W. Bush aja kurang mudeng. Meta-narasi yang diajukan Khatami mungkin bertemu dengan sistem normatif warga dunia, akan tetapi terlalu umum untuk bertemu dengan berbagai pengalaman unik individual yang melahirkan pembacaan sendiri-sendiri.
Okelah, Khatami boleh saja melakukan pembacaan atas sejarah dengan caranya. Hari ini, setelah beberapa jam perbincangan tentang sejarah itu terjadi dengan teman-teman. Gw mulai mempertanyakan banyak hal lagi. Begitu banyak fakta yang simpang siur, begitu banyak versi pemaknaan. Ada yang bilang sejarah adalah fakta yang dipersepsikan oleh orang-orang yang menang. Banyak pula teori lain.
Gw mulai penasaran dan cari-cari bahan bacaan. Di blognya Roby Muhammad, gw menemukan kutipannya terhadap Paul Cohen dalam buku History in Three Keys. Paul Cohen memperlihatkan paling sedikit terdapat tiga versi sejarah. Pertama adalah sejarah sebagaimana yang ditulis oleh ahli sejarah, yaitu sejarah sebagai peristiwa dan karya sejarah adalah hasil rekonstruksi peristiwa-peristiwa masa lalu. Kedua adalah sejarah menurut orang-orang yang langsung mengalami peristiwa tersebut, yaitu sejarah sebagai pengalaman. Yang ketiga adalah sejarah sebagai mitos. Mitos ini bukan berarti sesuatu yang salah atau tidak nyata. Sejarah sebagai mitos dimaksudkan sebagai sejarah yang dipakai untuk justifikasi tindakan masa kini.
Tiap-tiap versi ini kemudian bekerja dengan caranya masing-masing, lalu menemukan konsekuensi dan logikanya sendiri. Karena itulah mungkin, Khatami dengan cerdas dari 'pembacaannya' akan sejarah bisa menyimpulkan hal sedemikian. Akan berbeda halnya jika ahli lain atau bahkan gw atau orang lain lagi yang melakukan 'pembacaan' itu. Lantas yang mana yang benar?? Ketika sudah bicara mana sejarah yang benar atau salah, gw mulai ketemu dead end.
Namun tak lama kemudian gw pun mulai sadar. Pertanyaan yang seharusnya muncul bukan lagi soal mana yang benar atau yang salah. Pada titik ini, gw mau tidak mau kembali kepada pemikiran Khatami. Sejarah tidak lagi menuntut kita menemukan mana atau siapa atau apa yang benar atau salah. Sejarah adalah pengenalan masa lalu untuk keuntungan umat manusia. Kalimat ini sendiri bagi gw akhirnya bergema ke dalam diri sendiri. Gw bisa saja melakukan 'pembacaan' sejarah untuk membangun world view gw, membangun karakter gw, membangun prinsip-prinsip gw, lalu mengambil keputusan dan menguji langkah-langkah gw.
Greatest Love of All
written by Michael Masser and Linda Creed
performed by Whitney Houston
I believe that children are our future
Teach them well and let them lead the way
Show them all the beauty they possess inside
Give them a sense of pride to make it easier
Let the children's laughter remind us how we used to be
Everybody's searching for a hero
People need someone to look up to
I never found anyone who fulfilled my need
A lonely place to be and so I learned to depend on me
I decided long ago never to walk in anyone's shadow
If I fail, if I succeed at least I'll live as I believe
No matter what they take from me, they can't take away my dignity
Because the greatest love of all is happening to me
I found the greatest love of all inside of me
The greatest love of all is easy to achieve
Learning to love yourself, it is the greatest love of all
And if by chance that special place that you've been dreaming of
Leads you to a lonely place, find your strength in love
Monday, October 10, 2005
Paradoks Pacaran
(diambil utuh dari multiply Roby Muhammad)
Pacaran sering di anggap sebagai bentuk pembelajaran. Argumennya, sebelum memastikan pasangan ada bagusnya mengenal dulu calon pasangan tersebut. Tapi apakah betul begitu?
Justru sebaliknya, pacaran adalah sesuatu yang tidak rasional. Dengan pacaran orang terpaksa, secara sadar atau tidak, untuk mencari kesempurnaan. Pembandingan selalu terjadi: dia lebih perhatian, dia lebih cakep, dia lebih mengerti saya dll. Pacaran jadi bertujuan menemukan sesorang yang sempurna. Padahal jatuh cinta (hati) berdasar pada ketidaksempurnaan: senyum dia, cara dia jalan, suara dia kalo ketawa, wajahnya ketika bengong. Singkatnya hati justru hanya bisa mengerti yang tak sempurna.
Pacaran juga bisa menjadi kutukan. Semakin banyak bekas pacar, semakin banyak kemungkinan membanding-bandingkan. Jika akhirnya menikah, bagaimana membicarakan bekas pacar dengan pasangan? Padahal bekas pacar itu punya andil membentuk diri kamu sekarang setelah menikah. Menyakiti dan disakiti tak bisa hilang begitu saja karena itu bagian dari pengalaman pribadi. Bekas pacar adalah termasuk pengalaman penting, tapi terpaksa ditekan dari memori. Semakin banyak bekas pacar, semakin banyak yang harus ditekan.
Teori ini menjelaskan observasi anekdotal bahwa pasangan jaman dulu lebih banyak yang langgeng padahal mereka di jodohkan. Jawabannya mungkin karena mereka tidak atau sedikit pacaran, sehingga mereka tidak memiliki referensi pembanding yang bisa membingungkan.
Pelajarannya: jangan terlalu banyak pacar karena kamu bakal terus menerus melakukan perbandingan yang akhirnya bikin bingung sendiri. Perbandingan ini bisa tak berhenti meskipun telah menikah. Intinya pacaran justru kebalikan sifat 'pendidikan': semakin banyak mencari, semakin tidak menemukan yang dicari.
Friday, October 07, 2005
Wednesday, October 05, 2005
Deddy Mizwar
Deddy Mizwar - foto: trdwijaya
Akan sangat banyak waktu terbuang jika gw dipaksa menjawab siapa yang paling gw kagumi di muka bumi. Idealnya gw menjawab nama tokoh-tokoh agama, ideolog atau para pemikir besar dunia. Well, ok... everybody's got a piece of me. And the answer is gonna be soooooo looooonnngggg....
Salah satu nama yang biasanya terlintas cepat adalah Deddy Mizwar. Gak tau kenapa, sejak kecil gw mengidolakan Pak Haji yang satu ini. Awalnya, jelas karena prestasi akting yang mengantarnya menjadi aktor peraih Piala Citra terbanyak dalam sejarah film nasional. 4 Piala Citra lewat Arie Hanggara, Nagabonar, Opera Jakarta dan Kuberikan Segalanya. Belum lagi rentetan nominasi yang diraihnya hampir tiap tahun, waktu FFI masih aktif.
Kekaguman pada Pak Haji agak lama terkubur bersama bangkai perfilman nasional tempo dulu. Sesudah itu Pak Haji aktif berkiprah di sinetron, khususnya sinetron dakwah dan gw jadi berjarak menikmatinya. Yang sempat gw sedikit intip cuma Lorong Waktu. Sekali lagi gw kagum dengan idenya yang luas dan masih jarang dilakukan seniman Indonesia. Berapa banyak sih film dan sinetron nasional yang memanfaatkan cerita soal mesin waktu, padahal dalam film barat storyline kaya gini dah basi banget. Pak Haji bisa mengemasnya jadi cerita Indonesia yang menarik.
Plus, konsistensinya mengangkat misi dakwah. Pak Haji boleh dibilang sebagai pelopor sinetron-sinetron dakwah Islam yang sekarang marak luar biasa di televisi swasta nasional. Menilik karya-karya Pak Haji dengan sinetron dakwah lain yang bertebaran itu, terasa sekali bedanya. Bukannya berprasangka buruk, tetapi ketulusan berdakwah dan bau duit ternyata bedanya jauh euy... Apalagi kalau sinetron-sinetron itu dirunut akar siapa pembuatnya. Siapa yang benar-benar punya misi dakwah dan yang bukan. Kita tidak usah bicara niat baik atau niat buruklah. Niat kan dibayar kontan sama tuhan, jadi biar tuhan yang tahu.
Gw mulai mengagumi Pak Haji lagi sesudah nonton Kiamat Sudah Dekat di PPHUI hampir dua tahun silam. Waktu itu perfilman nasional mulai menunjukan gejala kehidupan yang signifikan. Pak Haji dengan gagahnya meluncurkan karya yang sudah sangat matang dan kental gaya tuturannya. Pesannya memang dakwah Islam, tetapi dikemas dengan sangat subtil dan kocak. Konyol memang, tetapi punya ciri khas yang membuatnya berbeda. Di era pengekoran dan plagiarisme, hal itu patut diacungi dua jempol. Sayang sekali, film ini agaknya tidak dipromosikan dengan baik, sehingga agak tersendat pemasarannya. Padahal sumpah deh, gw merekomendasikan film ini.
Selanjutnya Pak Haji membuat film Ketika. Sebuah perayaan atas upaya penegakan hukum di Indonesia. Film ini kembali sepi penonton dan seperti berlalu tanpa bekas. Memang IMHO, ceritanya agak kedodoran. Film ini sama sekali bukan film dakwah. Mungkin karena itu Pak Haji seperti kehilangan pijakan. Film ini sendiri bukan film jelek sama sekali. Reuni bintang-bintang Citra di film itu sudah jadi tontonan yang mengesankan sendiri. Ada Lidya Kandou, Dewi Yull, Didi Petet, dll. Lewat film ini, Pak Haji menegaskan eksistensinya dalam benak gw.
Di Bulan Ramadhan seperti ini, Pak Haji benar-benar unjuk gigi. He's da man! He's practically man of the month. Dia ada di mana-mana; sinetron, talk show, variety show, sampai iklan-iklan mulai dari sahur sampai sahur lagi. Mungkin salah satu sebab yang membuat Pak Haji begitu dicintai adalah karena dia bicara dengan bahasa awam. Dia merangkunm kebiasaan-kebiasaan masyarakat lalu memasukan nilai-nilai di dalamnya. Sama sekali tanpa paksaan. Dia juga bicara tentang hal-hal yang sudah melampaui batas agama. Dia bicara tentang kebajikan, hubungan baik, sikap-sikap baik. Hal-hal yang bisa didiskusikan semua pemeluk agama dalam damai. Bukan soal iblis dan malaikat atau sorga dan neraka. Jadi gw yang kaya gini saja bisa menikmati karya-karyanya. Lihatlah di acara Kampung Lele yang digagasnya. Melly Zamri masih tetap melenggak lenggok bak Puteri Malam, tetapi dengan berbusana muslimah yang membuat goyangannya jadi biasa saja, hanya ekspresi kebahagiaan. Kalo orang lain mungkin sudah sibuk mengurusi halal atau haramnya goyangan itu. Bagi Pak Haji tampaknya dakwah juga proses komunikasi, jadi harus masuk lewat kuping orang yang didakwahi, lalu ikut ke arah kita. Dengan kata lain, message lebih penting daripada medium, isi lebih penting daripada kemasan.
Di tengah asyiknya pekerjaan baru, stamina gw akhirnya tumbang. Gw harus menghabiskan seharian siang-malam di tempat tidur. Hiburan satu-satunya cuma acara TV di bulan puasa yang nyaris seragam. Kalo gak sinetron dakwah, ya lawakan yang materinya itu-itu saja. Tak sengaja tombol remote control membentur sebuah kanal yang sedang menampilkan salah satu sinetron Ramadhan Pak Haji.
Pak Haji digambarkan sedang membetulkan sebuah jam weker. Lalu anaknya datang dan bertanya ada apa dengan jam itu. Lalu dengan enteng Pak Haji menjawab, "Oh cuma tempat baterai-nya yang mesti dibersihkan karena kebanyakan debu jadi tidak bisa menerima energi, sama seperti hati dan otak kita, kalau masih banyak debu susah menerima kebajikan".
Lalu di adegan lain. Pak Haji meminta anaknya mengisi cangkir dengan teh. Pak Haji memegang cangkirnya sambil ngobrol. Sementara anaknya keberatan membawakan teko dan gagal memasukan air ke dalam cangkir, karena cangkirnya ketinggian. Lalu Pak Haji beristighfar dan berkata,"Maaf cangkirnya ketinggian, nak. Nah, begitu juga hati kita, kalau masih terlalu tinggi, ilmu jadi susah masuk."
Maka bertambah tebal kekaguman gw pada Pak Haji.
Open Up Your Heart (And Let The Sun Shine In)
by Frente
Mommy told me something. A little kid should know.
It's all about the devil and I learned to hate him so
She said he causes trouble when you let him in your room
He'll never ever leave you if your heart is filled with gloom
Chorus:
So let the sun shine in. Face it with a grin.
Smilers never lose. And Frowners never win
So let the sun shine in. Face it with a grin
Open up your heart and let the sun shine in
When you are unhappy. The devil wears a grin.
But oh he starts to run in. When the light comes prowling in.
I know he'll be unhappy. Cause I'll never wear a frown.
Maybe if we keep on smiling. He'll get tired of hanging 'round.
If I forget to say my prayers. The devil jumps with glee.
But he feels so awful awful. When he sees me on my knees.
So if you feel of trouble. And you never seem to move.
Just open up your heart and let the sun shine in
(Chorus)
Suuuuun Shiiiiiine iiiiiin
Suuuuun Shiiiiiine iiiiiin
Mommy told me someting. A little kid should know.
It's all about the devil. And i learned to hate him so.
If I forget to say my prayers. The devil jumps with glee.
But he feels so awful awful. When he sees me on my knees.
So if you feel of trouble. And you never seem to move.
Just open up your heart and let the sun shine in.
Monday, October 03, 2005
Puasa
Busung lapar dan malnutrisi, kemiskinan dan pemiskinan, Perpres 36/2005, Flu Burung, Penindasan Buruh dan Tenaga Kerja, Krisis Rupiah, Krisis BBM, Bom Bali II, Teror, Ancaman, Ketakutan, Kecemasan...
Ya Tuhan berilah kami ketabahan dan tuntunlah kami ke jalan terangmu... Lepaskan kami dari kesempitan dan kepahitan. Berilah kami hidup dalam kelapangan...
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
Semoga setiap umat Tuhan mendapat cahaya terang
The Prayer
I pray you’ll be our eyes
And watch us where we go
And help us to be wise
In times when we don’t know
Let this be our prayer
As we go our way
Lead us to a place
Guide us with your grace
To a place where we’ll be safe
La luce che to dai
(dipotong sampai di sini)
Subscribe to:
Posts (Atom)