Wednesday, May 11, 2005

JANJI EWINK UNTUK JANJI JONI

Waktu baca Blog-nya Nita soal Janji Joni, gw penasaran banget mau nulis soal ini. Waktu premiere-nya gw janji sama Joko mo menuliskan pendapat gw. Inilah jadinya...


Kalo dibilang idenya Janji Joni tidak original dan meniru dari film Barat sih, ogut agak kurang setuju. Soalnya fenomena pengantar rol film itu memang cuma terjadi di negara kita. Kalo memang ada screen shot yang 'sedikit' meniru dari film lain, anggaplah itu terinspirasi, toh jalan ceritanya beda banget.

Filmnya sendiri memang menghibur. Nonton film ini memang mau nggak mau jadi membandingkan dengan Arisan. Karena tim yang bikin sama. Banyak aspek dalam film ini menggiring ogut juga untuk mengingat lagi Arisan.

Ogut pun setuju kalo Joko Anwar teruji dalam mengolah detail. Ini sudah dibuktikan sebelumnya di Arisan waktu 'magang' jadi astradanya Teh Nia. Entah siapa yang mempengaruhi siapa, tetapi kedua film ini punya presisi detail yang mengagumkan. Selain itu ogut juga sepakat gebyar cameo-nya lama-lama agak melelahkan juga.

Bedanya, Arisan memiliki pesan yang mau disampaikan. Pesan ini diolah lewat plotline yang bagus sehingga nggak cuma nyampe ke kepala tetapi kena di hati juga. Pulang dari bioskop, kita jadi punya sikap terhadap banyak issue setelah menonton Arisan. Bisa soal gay, bisa soal socialite, bisa soal selingkuh. Banyak hal dalam Arisan yang meluncur yang masuk ke sisi afektif kita.

Sementara lewat Janji Joni, kita cuma diberi pengetahuan. Plotnya memberi tahu kita soal adanya profesi pengantar rol film ke bioskop-bioskop, ada sosiologi penonton bioskop (yang tidak harus kita pilih mau jadi yang mana), ada pencuri amatir, ada anak band yang audisi di gudang. Semua pengetahuan. Semua selesai di kepala. Selesai di kognisi. Kita gak dipaksa membangun simpati atau benci pada suatu issue. Tetapi untuk soal ini Joko memang sudah mengatakan di production notes Janji Joni, bahwa film ini nggak punya pesan atau misi apa-apa selain menghibur. Dalam hal ini berarti Joko berhasil.

Soal acting, gw merasa Nico agak kurang ya. Selama ini dia harus berperan jadi cowok cool terus, kali ini dia harus lebih cerewet dan banyak mengucapkan dialog. Soal dialog ini yang ternyata dia agak kurang. Waktu adegan berantem dengan Vedi Nuril. Vedi malah terlihat lebih santai daripada dia. Nico jadi agak santai di scene-scene yang dilakoni bareng Rachel dan Riza Oreo.

Scene yang agak ngeganggu adalah scene bareng Sujiwo Tejo. Sejak awal Adam Subandi digambarkan begitu misterius, menyeramkan dan penuh mitos. Pas akhirnya mereka ketemu yang terjadi malah datar-datar aja. Waktu Adam Subandi ngelempar tas ke dalam kobaran api, ogut gak jadi kaget tuh, beneran biasa aja. Dialognya juga gak cerdas-cerdas amat, agak cliche dan tidak ada chemistry-nya. Sayang ya padahal keduanya semestinya aktor hebat.

Kalo soal time logic ogut sih ikutan logika film ini aja. Kalo kita tertimpa kesialan bertubi-tubi (dan itu mungkin terjadi sehari-hari dalam sebuah hari yang sial banget) waktu kan memang terasa jadi panjang banget. Bisa jadi ini yang ada di kepala si Joni. 15 menit jadi terasa seperti 80 menit (durasi film).

Hal terakhir yang mengganggu ogut adalah kenyataan bahwa si Joni tidak berhasil menepati janjinya. Film akhirnya terpotong, malah batal diputar secara resmi. Tetapi dia tetap dapetin si Angelique yang bening abis itu. Ini doang sih yang agak kurang masuk logika ogut. Mestinya tetap disisakan sesuatu yang harus 'dibayar' Joni karena keterlambatannya itu, kalo emang dia mau dipertemukan dengan Angelique. Atau ya perkenalan dengan Angelique agak dipersulitlah. Jangan masih nungguin si Joni di bioskop. Kan masih cukup kalo ditambahin durasinya 10 menit lagi itu.

Tapi ogut mengaku salut dengan tim manajemen produksinya termasuk publisisnya. Janji Joni berhasil diiklankan cukup baik di banyak media dengan berbagai acara. Mariana Renata sampe dibikinin iklan khusus dengan set film ini, bandingin dengan Banyu Biru yang nampilin Dian Sastro yang juga cewek Lux. Semoga aja hasil tim kerja ini mendapat penghargaan yang setimpal dari penonton maupun kritikus film.

Hasilnya: 4 bintang dari FHM seperti tercantum di iklan film ini...

VIVA FILM INDONESIA!!

No comments:

IBX5899AACD4E772