.jpg)
Judul: Pintu Terlarang Produksi: Lifelike Pictures Sutradara: Joko Anwar Penulis: Joko Anwar
Pemain: Fachri Albar, Marsha Timothy, Henidar Amroe, Tio Pakusadewo, Ario Bayu, Otto Jauhari, Arswendi Nasution
Pemain: Fachri Albar, Marsha Timothy, Henidar Amroe, Tio Pakusadewo, Ario Bayu, Otto Jauhari, Arswendi Nasution
Ada yang unik dengan hadirnya fenomena kekerasan di dalam kehidupan masyarakat. Melalui perantaraan media, kekerasan hadir dalam kehidupan sehari-hari dan seolah-olah menjadi menu di meja makan. Tanpa disadari, sebagian penonton mengadopsi kekerasan yang ditayangkan itu menjadi sebuah metode inspiratif untuk merespon permasalahan. Simaklah tren kasus mutilasi yang marak akhir-akhir ini. Itulah sebabnya, kerap kita mendengar tudingan bahwa media menjadi ruang yang kondusif bagi distribusi kekerasan. Film terbaru garapan Joko Anwar seolah-olah berusaha menggarisbawahi problematika ini.
.jpg)
Adalah Gambir, seorang pematung terkenal yang karya-karyanya laris manis dibeli kolektor. Beberapa kritikus sebenarnya meragukan kemampuan Gambir. Konon kunci keberhasilan Gambir adalah kemampuan marketing istrinya yang cantik, Talyda. Karya-karya Gambir selalu berbentuk sosok wanita hamil. Rupanya ini berakar dari trauma masa lalu Gambir, saat ia dan Talyda terpaksa menggugurkan kandungan, karena hamil di luar nikah. Setelah menikah, Gambir dan Talyda justru tak mampu memiliki anak, padahal ibunda Gambir sebenarnya sangat mengharapkan kehadiran seorang cucu.
.jpg)
Jalan cerita film ini memang sangat menarik. Menit demi menit berlalu dengan ketegangan yang semakin meningkat, membuat kita tidak sanggup berpaling dari layar. Dengan lihai, Joko menanam berbagai informasi penting di dalam setiap menit yang bergulir, sampai akhirnya semua misteri terbentang jelas di hadapan penonton. Di dalamnya, Joko menawarkan sebuah paradoks yang menyisakan pertentangan di benak kita. Melalui paradoks yang ditawarkannya, Joko seperti ingin membuat kita mempertanyakan kembali kenikmatan yang kita rasakan pada saat menyaksikan orang lain tersiksa. Pada waktu bersamaan, Joko juga menghadirkan ketegangan sejati yang sangat mencekam dan mungkin belum pernah muncul di dalam sinema Indonesia. Hebatnya lagi, Joko tampaknya paham betul bagaimana menggunakan bahasa film itu sebagai senjata, sehingga pada akhirnya, rasa sakit yang muncul bukan pada karakternya, melainkan pada kita yang menyaksikannya, tetapi toh memang itu yang kita cari.
.jpg)
Film ini bisa Anda saksikan di bioskop-bioskop terdekat pada pertengahan Januari ini. Selain di Indonesia, film ini juga akan mengadakan international premiere di Rotterdam Film Festival pada 27 Januari 2009. Jadi jangan sampai Anda lewatkan!
1 comment:
Joko Anwar udah cinta mati sama Fachri Albar. Ewink kepalang kesengsem abis sama Joko Anwar. Apalagi kalo bukan bloody beautiful.
Post a Comment