1976: Christine Hakim dalam Kawin Lari (Teguh Karya, 1976), Best Actress di Asia Pasific International Film Festival.
Sepuluh hari yang lalu, pada jam makan siang, seorang sahabat lama DAM (bukan nama sebenarnya) menelpon gw. Dia bercerita tentang rencana pernikahannya yang penuh hambatan. Memang DAM yang beragama Islam dan pacarnya SG (bukan nama sebenarnya juga he3x) yang beragama Kristen Pantekosta, menurut Undang-Undang dilarang menikah di wilayah Indonesia. Sebelumnya mereka sempat konsultasi dengan MM seorang artis yang tidak terlalu terkenal yang juga menikah dengan suaminya yang berbeda agama tapi berhasil menikah di Indonesia. Atas rekomendasi si artis tersebut, mereka pun pernah mengurus masalah ini ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan hasilnya mereka diizinkan negara untuk menikah. Tentu saja keputusan itu keluar dengan pelicin yang makan biaya besar. Namun apa mau dikata, begitu mereka menghadap catatan sipil, ternyata mereka tetap tidak dapat menikah karena tetap melanggar Undang-Undang Perkawinan. Lha, lantas mengapa pengadilan negeri mengizinkan?
Akhirnya mereka menemukan jalan lain, mereka bertemu seorang pendeta yang bekerja di catatan sipil dan bisa menikahkan mereka sekaligus mendaftarkan perkawinan itu ke catatan sipil. Karena kesibukannya, si pendeta hanya bisa menikahkan malam itu, atau ditunda lebih lama lagi. Lucunya, mereka pun mendapat konfirmasi bahwa mereka bisa menikah baru pada jam 11 siangnya. Jadi jam 12.30, seusai bercerita tentang kesulitan menuju pernikahannya, DAM meminta kesediaan gw menjadi saksi dalam pernikahan rahasianya, nanti malam!!! What??? Ya, nanti malam.
Gw langsung bersedia, you know lah, gw paling demen kalo mendapat pelajaran baru. Menyaksikan sebuah kawin lari actually happened in front of my bare eyes, whoa that's experience. Tapi crazy banget, mereka berdua pulang kantor, menjemput gw lalu kita langsung ke rumah pendetanya. Sampai disana, pendetanya menyuruh mereka tanda tangan beberapa surat (pake ada acara salah tanda tangan pula, karena pendetanya lupa)> DAM dan SG bahkan gak memamakai jas dan gaun, mereka pun gak membawa cincin untuk dipertukarkan. Bahkan dalam pernikahan Ross dan Rachel yang dalam keadaan mabuk berat dan cuma di serial komedi TV aja, at least mereka masih tukar cincin.
Yang bikin gw heran sebenarnya bukan mereka berdua. Mereka sih, cuma insan yang saling mencinta dan mendamba jalan yang paling mungkin untuk bersatu. Yang gw heran adalah perlakuan negara terhadap para calon penikah-penikah ini. Kepentingan negara terhadap pernikahan khan sebenarnya memberi perlindungan, jadi siapa pun yang hendak menikah mestinya diijinkan supaya terlindungi. Kepentingan negara terhadap pernikahan khan bukan soal syi'ar agama tertentu. Jadi seharusnya, kalau pencatatan perkawinan oleh negara yah dicatat aja. Masalah perkawinannya syah atau tidak, itu urusan instansi agama sendiri. Toh, ada juga aliran agama yan mengijinkan. Coba kalo mereka memilih kumpul kebo aja, lalu terjadi kekerasan dalam hubungan, khan gak ada yang melindungi secara hukum.Mestinya memanfaatkan jalur pindah agama by married buat menambah umat sudah sepatutnya ditinggalkan saja, karena terbukti kualitas lebih penting dari kuantitas. Keberagamaan tidak dinilai dari pengumpulan koin, banyak-banyakan umat. Jadi mengharuskan orang menikah seagama untuk bisa dicatat secara resmi oleh negara sudah tidak penting lagi. Daripada mendapatkan umat yang tidak ikhlas dan pindah agama hanya supaya bisa menikah aja khan gak memberi keuntungan apa pun bagi siapa pun. Kalau mau pindah yan harus karena panggila hati lah, jangan karena terpaksa mau kawin. Jangan masalah ini malah dimanfaatkan segelintir orang, untuk cari keuntungan lagi. Lucunya lagi, pernikahan beda agama dari luar negeri justru diakui keabsahannya. Tuh, khan seperti biasa tidak konsisten.
Akhirnya malam itu mereka menikah, saksinya gw dan Melly, cuma ada 2 foto pake HPnya Melly. Anyway, selamat berbahagia DAM dan SG, semoga langgeng !
Sunday, October 26, 2003
Wednesday, October 15, 2003
Myself
The Test results are mine:
Take Free Enneagram Personality Test
Take Free Enneagram Personality Test
Conscious self | Overall self |
Enneagram Test Results
Your Unconscious-Overall type is Omni |
Tuesday, October 14, 2003
GEN-WHAT?
Yah, memang gw easy to distract karena gw dibesarkan di era Windows, gw bisa chatting, browsing atau typing dalam satu waktu sekaligus.
Yah memang gw tidak suka linearitas karena gw dibiasakan menonton TV dengan remote control. Gw bisa menonton banyak acara sekaligus.
Yah memang gw tidak suka dikekang karena gw besar di era unlimited choices. Gw bisa lari ke pilihan-pilihan lain ketika satu pilihan dihambat.
Gw memang anak dari Gen-X? Gen-Y? Gen-What? ah... Gen Whatever !!!
Yah memang gw tidak suka linearitas karena gw dibiasakan menonton TV dengan remote control. Gw bisa menonton banyak acara sekaligus.
Yah memang gw tidak suka dikekang karena gw besar di era unlimited choices. Gw bisa lari ke pilihan-pilihan lain ketika satu pilihan dihambat.
Gw memang anak dari Gen-X? Gen-Y? Gen-What? ah... Gen Whatever !!!
Subscribe to:
Posts (Atom)